Senin, 16 Oktober 2017

UNDANGAN YANG MENJENGKELKAN



SUATU saat, seorang teman mengundang bertemu di sebuah kafe di Grand City. Katanya, ia ingin bicara tentang penerbitan buku. Karena aku sedikit banyak menguasai hal tersebut, ya okaylah aku setuju. Tepat pukul 13.00 sesuai dengan janji, aku sampai di kafe itu.

O... ternyata bukan aku saja yang ia undang. Ada lebih dari 15 orang, yang saat itu sedang foto bersama. Beberapa di antaranya malah menyapa aku, dan meminta untuk gabung. Aku agak lupa dengan mereka, tapi yakin teman yang mengundangku ada di antara mereka.

O... ternyata ini bukan awal pertemuan. Ini akhir, sebab setelah foto-fotoan selesai, mereka bubar. Termasuk teman yang mengundangku, berjalan meninggalkan kafe. Aku sempat dibuat bingung atas kelakuannya.

Aku mulai mengira-ira. Dia menghadiri pertemuan dengan teman-teman eks sekolahnya. Supaya praktis, ia mengundang aku ke tempat yang sama. Dan syukurlah aku datang di akhir pertemuan sehingga ia bisa segera memisahkan diri dari teman-temannya.

Tapi buat aku, ini hal yang kurang mengenakkan. Seolah aku mau gabung makan-makan gratis dengan mereka --yang mereka tahu aku tapi aku tidak tahu mereka. Dan syukurlah aku datang di akhir pertemuan sehingga kesan demikian tak perlu terjadi.

Sampai di luar kafe aku menanyakan, apa yang ingin ia bicarakan. Kami duduk di kursi tak jauh dari kafe tersebut --yang masih wilayah kafe itu. Ketika pelayan datang, tanpa basa-basi aku pesan kopi hitam. Dia tidak pesan apa-apa, dan langsung membayar pesananku.

Aku heran dengan kelakuannya. Sebagai pengundang, seharusnya ia bertindak sebagai tuan rumah yang baik. Tadi di awal kehadiranku, terus terang aku merasa salah tingkah. Seolah datang pada acara yang salah.

Dan sekarang aku ngopi sendiri, berbicara dengan tuan rumah yang rasanya ingin cepat-cepat pergi. Terus terang aku kehilangan simpati, dan sama sekali tidak mendengarkan apa yang ia bicarakan.

Aku menikmati kopi kendati seharusnya aku sruput setelah selesai makan siang. Bukankah undangan pukul 13.00 masih termasuk jam makan siang?

Well... pesan moral yang ingin aku sampaikan adalah, jadilah tuan rumah yang baik jika Anda mengundang seseorang. Jangan sekali-kali nebeng ke acara yang lain tanpa memberitahu terlebih dahulu. Hormatilah tamumu sebab itulah etikanya. Jika kamu tidak bisa melakukan ini semua, jangan sekali-kali mengundang temanmu.

Aku ucapkan selamat makan siang, dan jangan lupa sruputlah kopi hangat (16:10:17)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar