Sabtu, 28 Oktober 2017

ESTHI SUSANTI: BICARA TENTANG KEMATIAN YANG INDAH...



Esthi Susanti Hudiono * MENGGAPAI SURGA

Novel ini saya baca dari halaman pertama sampai akhir di atas kereta menuju Semarang. Saya suka sekali novel ini karena bicara tentang kematian indah dan bermartabat. Islam menyebutkannya sebagai khusnul khotimah.

Mas Yuleng pintar dalam memilih tema. Tema yang dipilih spesifik seperti novel lain yang baru saya baca tentang lukisan dan pelukis. Kekuatan lainnya adalah ia memberi banyak informasi. Barangkali ini karena latar belakangnya sebagai wartawan.

Saya mendalami masalah dying dan kematian. Minat saya dipicu oleh keterlibatan saya dengan orang yang terinfeksi HIV. Kematian prematur dan bagaimana hidup harus dijalani dengan beban pengetahuan tentang kematian yang sewaktu-waktu datang. Kematian dan hidup adalah tema yang paling saya sukai.

Novel Menggapai Surga bicara cara meninggal yang apik menurut versi Islam. Meninggal di Mekah setelah ibadah diselesaikan termasuk menyelesaikan urusan masa lalu dan memanjatkan doa untuk orangtua yang benar.

Disempurnakan dengan meninggal dengan perasaan bahagia karena didampingi oleh seseorang yang dicintai yakni kakak yang ditemukan dalam ibadah. Sempurna.

Selain kita harus bertanggung jawab penuh terhadap hidup yang diberikan. Kita juga harus memikirkan bagaimana kita bisa menyelesaikan hidup yang diberikan dengan bermartabat dan indah. Menurut saya urusan dying dan kematian juga harus masuk ranah pendidikan.

Novel-novel Mas Yuleng bisa jadi pemicu diskusi karena temanya yang penting. Semoga bisa mengadakan diskusi dengan tema dunia lukis dan pelukis dan kematian bermartabat. Semoga novel-novel Mas Yuleng bisa dikenali secara luas (*)


* Esthi Susanti Hudiono, pernah menjadi News Editor pada Harian Surya

@Esthi Susanti Oh#Novel Menggapai Surga


https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=10210784438631838&substory_index=0&id=1376597700

Tidak ada komentar:

Posting Komentar