Kamis, 20 Juli 2017

TERPILIH SEBELAS BESAR DARI 209 KONTESTAN



• Menggapai Surga (2014) adalah novel kelima setelah Ngaruawahia, Gadis Tiyingtali, Cinta Retro, dan The Newsroom.

• Novel ini ikut INDIVA contest.
Dari 209 naskah (bukan 160), MS masuk dalam 40 besar, lalu tersaring dalam 11 besar. Pengumuman Oct '14, Menggapai Surga tidak terpilih.

• Awal 2015 akan diterbitkan, tapi penerbit minta dipersingkat dari 500 hlm. Re-write, menjadi 400-an, kemudian huruf diperkecil, menjadi 308 hlm.

• Nah... saat editing ini, saya kerap terharu. Berlinang air mata. Bukan sekali dua, tapi berulang kali. Itu sebabnya koreksi ngga kunjung selesai. WHO ARE YOU MARCE MARCONNA?

• Sampai pada suatu saat, persisnya 17 Feb '17. Pak Aqua Dwipayana, doktor komunikasi lulusan Unpad, penulis buku super best seller, The Power of Silaturahim, dan pernah berkiprah sebagai wartawan Suara Indonesia (group Jawa Pos) di Malang, membesuk saya di RS Graha Amerta.

• Kepada beliau saya berikan novel  Gadis Tiyingtali. Saya juga cerita mengenai novel Menggapai Surga yang nyaris menang di INDIVA contest.

• Saya ceritakan sinopsisnya. Ketika sampai pada Marce Marconna mengeluhkan penyakitnya... saya mbrebes mili. Mengalir air mata... Sampai saya minta maaf kepada Pak Aqua karena tak bisa meneruskan kata-kata...

• Saya lihat Pak Aqua tertegun. Tiba-tiba ia mengatakan, "Pak Yuleng harus terbitkan novel ini. Harus! (pakai tanda seru). Beliau serius menyemangati...

• Nah... sampai detik ini saya masih bertanya-tanya. Apa yang mendorong seorang Aqua menyemangati saya? Apa yang ada di pikirannya ketika itu? Ia mendorong karena melihat saya terharu sampai mengeluarkan air mata, atau karena saya tak kunjung bisa menerbitkan Menggapai Surga?

• Oleh sebab itu saya undang beliau siang ini untuk menjelaskan motivasinya. Dia kan motivator ulung! Ini penting, sebab semangat yang ia berikan tidak sekadar dorongan, tapi tanpa pamrih ikut membiayai penerbitan Menggapai Surga. Untuk itu saya ucapkan terima kasih.

• Mengenai Pak Dahlan Iskan, (saya tidak perlu jelaskan siapa beliau, semua tahu Pak DI adalah bos perusahahahaha-an).

• Beliau juga sudah membaca novel-novel saya, Gadis Tiyingtali dan The Newsroom. Beliau sempat bertanya, bagaimana saya berproses membuat novel-novel ini.

• Bahkan ketika saya cerita sedang ancang-ancang menerbitkan Menggapai Surga, beliau bertanya, "Ini surga sungguhan atau khayalan?"

• Pak Dahlan merupakan orang pertama yang membaca buku Menggapai Surga. Apa komentarnya? Ternyata singkat saja. "Bagus... Beberapa kali ikut berlinang air mata..."

• Kalau seorang Dahlan Iskan, seorang Yuleng --yang notabene penulis novel ini-- berlinang air mata, ada apa sebenarnya dengan Marce Marconna?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar