Kamis, 20 Juli 2017

INI YANG BIKIN SAYA IRI...




YAMIN  AKHMAD: Acara kemarin sangat berkualitas. Saya baru baca beberapa halaman, memang enak dibaca dan perlu...👍👍


MEP YUSRON: Semakin berkualitas karena mas Amang Mawardi yang pandu, dengan narasumber berkualitas.. Apalagi para senior hadir sebagai audince... Saya ingin meneruskan tradisi guyup ke generasi yang lebih muda.


ADRIONO: Seru. Kumpul dgn sesama penulis seperti ngecas baterai... Ikut bersemangat untuk bikin karya tulis. Sip pak Amang Mawardi.


AMANG MAWARDI I: Sepakat Mas Adriono Ono dengan kalimat yang sampeyan paparkan di atas tentang sosok mas Yuleng Ben Tallar.
Ini yang bikin saya kaget dan iri. Saya pikir setelah pensiun dari Surabaya Post mas Yuleng yang saya dengar "mengkonversi" profesinya menjadi seorang pengarang, baru menghasilkan 2-3 novel ternyata sudah 5 judul novel yang ditulisnya. Dan rata-rata relatif tebal.
Tabik berat, Mas Yuleng!
Buat Mas Adriono postingannya inspiratif. Keren!


AMANG MAWARDI II: Begitulah, Mbak Nunung Bakhtiar, mas Yuleng Ben Tallar telah pensiun sebagai wartawan yang bekerja pada institusi pers, tetapi tidak pensiun sebagai person.

Maka ketika Mbak Nunung bercerita bahwa novel Menggapai Surga ditulisnya ketika Mas Yuleng dalam kondisi sakit-sembuh-sakit-sembuh, di situlah kekaguman saya kepada mas Yuleng semakin bertambah-tambah.

Tentu saja saya juga kagum kepada mbak Nunung yang senantiasa mendampingi Mas Yuleng sepanjang 44 tahun dalam suka dan duka termasuk memberi dorongan untuk tetap mencintai profesi.

Wartawan cepat atau lambat akan menjalani pensiun secara kelembagaan. Tetapi secara person tidak akan pensiun. Itulah hakikat wartawan sejati, sebagaimana dilakukan mas Yuleng, di mana sejak pensiun dari Surabaya Post telah menghasilkan 5 judul novel.

Tabik berat, mas Yuleng !
Semoga bersama keluarga selalu kreatif bahagia sehat semangat!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar