Senin, 23 April 2018

AMARELO DI PUSAT KOTA SOLO



Keterangan Foto: Jangan perhatikan foto wanitanya! Coba liat kotak kaca di belakang dia. Itu adalah lift yang menghubungkan ke setiap lantai. Terbuat dari kaca, termasuk kedua pintunya.


AMARELO. Hotel ini terletak di pusat kota Solo. Untuk mengingat namanya, agak sedikit sulit. Aku beberapa kali salah sebut. Malah sempat ngga ingat sama sekali. Tentu aku kesulitan pulang. Bagaimana bisa menulis tujuan di aplikasi Grab.

Ketika mulai mengingat nama ini, aku pikir Amarelo masih satu grup dengan Amankila, Amandari, dan Aman-Aman lainnya. Ternyata bukan. Tapi aku pikir nih hotel eksklusif juga. Bangunannya antik, interiornya etnik. Ada mural keraton Solo, tapi juga poster ngepop.

Dan suasana ruang makannya, Solo banget. Iringan lagu-lagu Oldies yang diiramakan kroncong. Entah siapa penyanyinya, tapi lagunya mengajak kita mengikuti syairnya.

Di roof top, ada tempat makan berpayung langit. Menu steak dan lagsana, termasuk spaghetti. Ada pula spa --tentunya dengan ramuan Jawa.

Aku dua malam tinggal di sini dan sempat mau hijrah ke Hotel Alila --yang tiga bulan lampau aku kunjungi. Mengapa tidak jadi? Karena Amarelo dekat mana-mana.  Dekat Masjid Agung, Pasar Barang Bekas Triwindu, restoran 24 jam, angkringan, stasiun Solo Balapan, dan gudeg Adem Ayem kesukaanku.

Oya, tinggal menyeberang sampailah di gerai batik Danar Hadi. Tapi bagi ibu-ibu tentu ada yang lebih menarik. Tak jauh dari Amarelo terletak Pasar Klewer. Pusat batik dengan harga merakyat. Pilihannya macam-macam yang konon kalau pandai menawar ya murah banget.

Amarelo memang tak bisa dibandingkan dengan Alila --beda kelas! Tapi cukup recommended, terutama soal tarif. Untuk yang Rp 300K luas kamarnya lumayan, tidak sesempit hotel budget. Yang 450K malah terbilang jembar.

Untuk jalan-jalan, di depan hotel mangkal sejumlah becak. Tapi kalau Anda kuat mancal sendiri, hotel menyediakan sepeda yang bisa disewa, 15K per jam. Sayangnya, aku belum melihat sepeda listrik yang disewakan.

Solo memang beda ama Oslo. Tapi kota ini tetaplah menawan. Buktinya, dalam tahun ini aku dua kali kemari. Kangen suasana, juga rindu kulinernya.  (23:04:18)





Mural di selasar hotel.

2 komentar:

  1. Lha reuni kemari aja, banyak yang bisa dilihat. Dan tak terlalu jauh, apalagi bisa sepedaan rame-rame...

    BalasHapus