Minggu, 09 April 2017

NOVEL: SIAPA KAU MARCE MARCONNA?



NOVEL ini sejatinya sudah selesai pada 2014, dan siap naik cetak. Kemudian, seorang teman mengabari, ada lomba penulisan novel --yang temanya mendekati karyaku ini. Ia menganjurkan, mengapa tidak diikutkan saja, siapa tahu bisa memenangi lomba.

Terpengaruh juga sih, kendati dalam hati kurang sreg setelah sebelumnya dapat kabar dari sesama novelis bahwa yang menang dalam lomba-lomba seperti itu biasanya orang muda --yang tentunya masa produktifnya masih panjang. Tapi setelah pikir-pikir, tidak ada ruginya, "Menggapai Surga" aku ikutkan.

 Berdasar pengumuman panitia --sebuah penerbitan di Yogya-- jumlah peserta tercatat 160 naskah. Dalam seleksi awal terpilih 40 naskah. Seleksi selanjutnya terpilih sebelas naskah --"Menggapai Surga" termasuk di dalamnya. Pada seleksi akhir, novel tersebut tidak terpilih.

Jadi kembali ke rencana semula, "Menggapai Surga" segera diterbitkan. Atas saran penerbit, ada bagian-bagian yang perlu dikurangi. Aku lakukan tanpa mengganggu jalan cerita.

Pada saat itulah, ketika membaca draft secara lengkap, aku merasakan ada salah satu tokoh cerita yang selalu mengganggu perasaanku. Ia seolah masuk ke dalam kehidupan nyataku. Marce Marconna.

Setiap ingat Marce, aku terharu. Ketika membaca apa yang ia katakan, kerap aku tak mampu menahan diri. Seolah pribadi wanita muda itu benar-benar aku kenali. Seolah ada di dalam duniaku.

Keadaan ini merupakan salah satu penyebab aku menunda penerbitannya. Sebulan, bahkan setahun kemudian. Setiap akan memulai, ada saja kendalanya. Entah siapa kau sebenarnya Marce Marconna?

Sampai suatu ketika, aku bertemu DR. Aqua Dwipayana, motivator komunikasi yang juga penulis buku super best seller, "The Power of Silaturahim". Kepadanya aku berikan novel "Gadis Tiyingtali", dan dengan antusias ia meminta tanda tangan di buku tersebut.

Kami pun bicara bagaimana aku menghasilkan karya, dan Aqua tertarik dengan caraku membangun cerita --yang bisa aku lakukan di mana saja ketika suatu gagasan muncul. Sampai satu ketika, aku singgung novel terakhirku, "Menggapai Surga".

Ketika aku sampaikan sinopsis kisah itu, Aqua dengan antusias mendengarkan. Dan ketika sampai pada kehidupan Marce Marconna, kembali aku tak mampu menahan rasa haruku. Air mataku kembali berlinang. Sampai aku meminta maaf ke Aqua. Boleh jadi aku terbawa emosi.

Aku justru terkejut mendengar respon Aqua. "Pak Yuleng harus segera menerbitkannya. Segera Pak," ujarnya memberi support. Seolah aku diingatkan, ya harus segera terbit Juni nanti.

Mengapa Juni, karena itu ulang tahun perkawinanku yang ke-44. Jauh hari sebelumnya memang ada angan-angan, aku launching buku sementara istriku, Nunung Bakhtiar, pamer lukisan. Tapi terbatas angan.

Insya Allah "Menggapai Surga" bisa berada di tengah-tengah pembaca setia pada Juni nanti. Mudah-mudahan aku juga bisa berbagi perasaan tentang si Marce Marconna ini.  (Yuleng Ben Tallar)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar