Senin, 17 April 2017

PASMANBAYA 1-9: KETIKA LANSIA DIHAJAR ROCK AND ROLL




KEBAYANG enggak, alumni SMAN sesurabaya --SMAN 1-9-- kumpul bareng. Ada yang lulus tahun 1961, namun rata-rata tahun 70-an. Konon dalam data tercatat 2.000-an alumnus. Katakanlah yang hadir Minggu (16/4) siang itu seperempatnya, itu berarti 500-an orang.

Acara utama memang silaturahim, mencari temannya masing-masing. Tentu tak lupa potret-potret selfie. Kasihan fotografer profesional yang menjajakan foto-print tak terlalu panen seperti dahulu, kalah dengan smartphone-camera. Maklum semua orang sudah jago potret sendiri.

Selain ada hiburan tarian, rupanya rujak cingur dan semanggi Suroboyo ikut menarik perhatian. Juga jajanan tradisional. Tapi bukan berarti Mercure-Mirama hotel tidak menyediakan santap siang. Langsung diserbu mereka yang sudah lapar, terutama yang sedari pagi riwa-riwi dan cas-cis-cus bersama teman lama.

Apalagi Eddy Radjab dengan band Yeah Yeah Boys-nya memeriahkan lewat nomor-nomor lawas dan panas --rock and roll-- membuat mantan anak-anak muda itu berjingkrak di panggung, di koridor, bahkan di samping meja. Semangatnya masih semangat SMA, kendati onderdilnya sudah lansia. Ah... rock and roll, we like it!

Aku sendiri bertemu teman-temanku SMAN-5. Ada Farid Bahalwan, dokter Agung Prasmono, Rika, si jago basket, dan si jago voli --maaf aku lupa nama-namanya. Aku juga bertemu dengan beberapa teman dari group Old Surabaia yang ternyata juga lulusan SMAN Surabaya. Ada Pribadi Widodo yang lebih terkenal dengan julukan Gopri, kakak-beradik Iwang Sewandono dan Onny Argoyono, Prof. Titien Saraswati yang kebetulan dolan ke Surabaya, Rifai Rilan H, Dino Kiliaan, Yatche Heyder, dan banyak lagi lainnya.

Ada dua hal yang unik dari serangkaian pertemuan ini. Untuk kali pertama aku berjumpa off-line dengan Donny Soemarsaid (baju merah dalam foto), kendati sudah kerap kali ngobrol on-line. Orang tua kami semasa hidupnya bersahabat, malah Oom dan Tante Soemarsaid mereka panggil papi dan mami. Pada saat aku nikahi istriku, Tante Soemarsaidlah yang merias kami. Tentu pertemuan ini sangat berarti sebab melanjutkan silaturahim ortu-ortu kami. Semoga mereka berbahagia, Al Fatihah.

Keunikan lainnya, aku mendapat terapi dari mbak Leti Mohani --yang tahu aku mempunyai masalah kesehatan dengan paru kananku. Ini adalah terapi kedua yang pernah ia lakukan terhadapku. Cukup lama mbak Leti menanganiku, di sela musik hingar bingar di panggung sana. Terima kasih, mbak. Allahlah yang akan membalas kebaikanmu.

Nah waktu acara selesai, kami pun turun ke lobi dan menunggu jemputan. Ada yang menunggu valet, ada yang menunggu sopirnya. Kami pun menunggu sopir, cuma bukan sopir pribadi melainkan sopir Grab. Dan ternyata sopirku ini lebih cepat datangnya. Dan sampai rumahku yang berjarak sekitar 10 km, hanya di-charge Rp 22.000, itupun didiskon Rp 10.000. Bandingkan dengan ongkos valey yang Rp 30.000.

Kalau malam ini kami bisa istirahat, tentu sangat mensyukuri karena tadi tidak ikutan berjingkrak. Aku bayangkan, betapa para lansia yang tadi bergoyang hebat, apakah tidak sakit semua badannya sekarang ini. Hm... reuni... hm... rock and roll... Duh, sakit semua! (*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar