Sabtu, 03 Maret 2018

MIE TOM YUM SUPER GIANT



Keterangan Foto: Quality time with Hermansyah family. Menyempatkan dinner di tempat istimewa di kawasan Candi.


SEMARANG... kota yang lama tak kudatangi.
Ada beberapa kenangan dengan kota ini.

Pertama dengan keluarga mbak Mangestuti Agil. Ayahnya, Oom Dwidjo, teman baik papa. Kami menginap di rumahnya yang besar di Jl. Sultan Agung 17, pada 1962. Ketika itu kita bermobil trans-Java. Beberapa kali masih terlibat surat menyurat dengan adik mbak Tuti, Dance. Pingin banget menyambung silaturahim dengannya.

Kedua, dengan Oom Ud dan keluarga istriku. Orangnya baik, adik dari ayah mertua. Juga dengan Oom Roso. Banyak kenangan yang tak kulupakan. Termasuk ke Romo Diat --asisten spiritual Pak Harto-- untuk meminta bekal pagar saat akan bertugas ke Samarinda, 1980.
Ketiga, berkunjung ke rumah sohibku di Candi Baru. Kompleks perumahan berkelas, yang aku lupa namanya. Enak sekali jalan-jalan pagi di kompleks itu, hawanya bak pegunungan. Sayang dia tak lama disitu, mutasi ke Surabaya dan pensiun.

Keempat, teman filatelisku, Novie Rurianingsih Hermansyah. Mereka sudah ke rumahku sekali dan memborong pepohonan, lalu dua kali lagi bertandang di kotaku. Anak-anaknya nggemesin. Dan kemarin itu, Rafa si kakak berulang tahun. Kita diundang dinner di next.to.logy (mudah-mudahan bener ejakannnya, milik desainer beken). Ada live music, tempatnya nyaman banget. Sayang ngga bisa berlama-lama sebab Pk. 01.45 sudah harus balik Surabaya by train.

Lalu apa kesan tentang kota Semarang? Heritage-nya donk..., kulinernya, dan murahnya. Aku sempat kaget saat pesan mie tom yam di Istana Mie, Ciputra Mall.

Begitu pesanan keluar, Aduh Mak! Mangkoknya gede banget, mungkin lebarnya 30 cm-an. Aku sempat berpikir, pantas enggak makan dengan mangkok giant ini? Apakah ini porsi untuk rame-rame? Kalau lihat sumpitnya --yang ditaruh di bibir mangkok-- ini untuk sorangan.

Toh aku ngga sampai hati makan di mangkok seperti itu. Jadi minta mangkok kecil. Diberi mangkok yang kecil banget. Aku tanya, ada mangkok tanggung... Nah di mangkok itu aku makan. Hebatnya...Habis-bis, walau aku minta gula pasir dan sambal untuk sedikit modifikasi setelah aku "keceplus" lombok hijau kecil yang pedasnya ampun-ampun...

Oya... Sebelum aku lupa, Semarang panasnya ampun deh. Dhus...Kalau jalan-jalan, enaknya malam hari... Itu juga yang dinasihatkan reseption hotel dengan gaya kemayu --tapi asli dia memang ayu... (03:03:18)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar